Sebenarnya ini sudah *drafting* beberapa hari lalu, baru bisa kuselesaikan hari ini. Tak sulit untuk mendapatkan *feel* tulisan kali ini, apalagi seharian aku memang sedang kangen Kak Al. Entah sedang dikejar *deadline* atau semacamnya, hari ini kami tidak segegas biasanya bersahut-sahutan di WAG. 

Kak Al, begitu beliau kupanggil. Ada yang bilang ia keibuan, tapi bagiku ia layaknya kakak. Kalau ibu mengayomi dan ngemong, kalau kakak memotivasi dan menghibur dalam segala situasi. Di mana tempat dan waktu seringkali tak punya sekat. Kakak kurasakan lebih lekas tampil dan mendukung dengan sigap.

Siapa nyana dilihat dari penampilannya yang *charming* itu, ternyata ia hanya terlihat muda, aku agak kaget ternyata usia kami terpaut lumayan jauh. Mungkin bisa disaksikan di foto ini, aku merasa bermutu alias bermuka tua di sebelah Kak Al. 😂 Hahaha

![IMG-20180506-WA0000.jpg](https://steemitimages.com/DQmUxPDiJXWCYF7j3KFjspP22rqSitpexcJY24YyeneNj78/IMG-20180506-WA0000.jpg)

Foto ini diambil saat pertemuan spesial kami di kantor AceHTrend, Tibang. Kak Al sedang privat trading dengan Ms. Crypto @fararizky. 

Fara tidak kalah asyik. Ia terlihat brilian dengan pernyataan-pernyataan futuristik berkenaan dengan mata uang digital dan beberapa bisnis yang sedang dikelolanya. Sebenarnya ada 👨*man behind the scene*, malam itu. *Thanks a bunch* buat Bang @rismanrachman yang memfasilitasi pertemuan cerdas malam itu. 

Kak Al menyambutku di depan pintu kantor sambil menempelkan telepon selularnya ke telinga kanan. Aku di luar bisa mendengar dua suara sekaligus. "Ooh... udah ke atas, ya? Oke, Kakak ke luar," bicaranya seperti bunyi denting lonceng membuai. 

"Naah, di sini, lo..."

Kak Al seorang blogger kawakan yang mengaku padaku berkecimpung di dunia blogger pada Juli, tahun 2009. *What?* Hey..hey, ayolah... Aku membuat akun blog di tahun 2008 dan hingga kini tak menghasilkan apa pun dari blog tersebut kecuali mengisinya dengan tulisan curhat-curhat manja tak jelas. Sementara Kak Al yang pernah dianugerahi gelar Srikandi Blogger versi Acer 2013 ini benar-benar menjadi seorang *expert* di dunia blogger. Konon katanya Kak Al memang *fast learner*, sepak terjangnya di dunia maya dengan *platform* menulis manapun bisa melejit dengan cepat termasuk di steemit. Semangat semacam ini sering kali kucoba terapkan juga untuk melecut diri sendiri.

Kak Al seorang kakak yang gaul, seorang fesyenista yang ramah dan tak pelit ilmu. Ia pernah bekerja di GNO dan mungkin beberapa LSM lokal, dan di kedutaan Turki. Wajar saja wawasannya di dunia karir membuatku mau tak mau berdecak. Tipikal wanita mandiri yang jangankan menyetir sedan, sepertinya traktor pun bisa ia kendalikan. Kalau ia mau, sih. Tiba-tiba membayangakan Kak Al yang *fashionable* mengendalikan truk dan traktor dan sukses membuatku ngakak. Hahaha. Kenapa, sih, tulisan ini kaku sekali? Aku jadi grogi sendiri kalau nanti dibaca Kak Al yang seringkali menulis gurih dan renyah, membuat para pembacanya tidak menyangka dibawa sampai *ending* cerita.

Yap, sama seperti buku Selingan Semusin yang ditulis Kak Al. Walau itu genre baru yang kunikmati, tapi tulisan Kak Al membuatku menghabiskan dalam beberapa jam saja. Setelah itu karena banyak sekali diksi yang kuangap ‘iseng’, aku ingin mencubit Kak Al sekali. Tapi sayang, aku salah mengingat tanggal agenda pertemuan kami selanjutnya saat KSI Meet Up di Bin Ahmad. Aku yang sudah mempersiapkan segala hal harus menelan kecewa akibat tak bisa datang karena... ya, seperti biasa, aku lupa mengingat tanggal yang ditautkan hari. Sekali lagi jangan membuat disleksik bingung dengan mengatakan Rabu malam Kamis, ada dua hari di sana. Kalau tak fokus, aku bisa mengingat Rabu ataupun Kamis, jadi sesaat kemudian petunjuk akan menjadi kacau di dalam memori otak disleksikku.  
 
Baiklah, kembali ke cerita Kak Al. Awal perkenalan di dunia maya itu, saat aku sering berkunjung di blog Kak Al [alaikaabdullah.com](https://www.alaikaabdullah.com/) , Kak Al banyak dilirik para *agency* dan *brand* beberapa produk dan jasa. Aku juga agak mewanti-wanti diri kalau membaca blognya, agaknya khawatir termakan bujuk rayu dari testimoni-testimoninya akan produk ini itu dan rasa ingin mencoba produk maupun jasa yang ditawarkan. Istilahnya, Kak Al ini sudah menggenggam indikator-indikator AIDA dalam sebuah marketing. Ia kan membuat orang lain Attention, Interesting, Desire, dan Action pada sebuah produk. Wajar saja para *agency* tak lepas-lepas menatapnya setelah lirikan pertama. 

Sebagai Kakak, Kak Al juga suka membersamai adik-adiknya melejit tinggi. Ia tipikal *developer* dalam peta Temu Bakat. Siapapun yang di sebelahnya bisa saja menemukanpotensi diri dan ia tak segan menopangkan bahu dan tangan untuk orang tersebut melompat lebh tinggi. Sebuah bakat anak manusia yang sangat bermanfaat bagi orang lain. *Kahirun naas lianfa'uhum linnaas*, kata Rasul dalam sebuah hadis. Ini adalah tingkatan  bermoral yang tinggi. Moral manusia juga dilihat seberapa manfaat ia di dalam lingkungannya. 

Dari Kak Al aku belajar banyak. Pertemuan yang membuat kami berhadapan, bertatap muka, mengobrol, itu adalah semua kekuatan dan motivasi tersendiri bagiku. Semakin bahagia pernah mengenal orang sepositif kak Al. Aku bermimpi kelak juga sebermanfaat dan seproduktif dirinya. Juga menjadi ibu yang bagaikan teman karib anak-anaknya sendiri. Tempat curahan hati anak-anak. Apalagi kebahagiaan seorang ibu selain itu?

![IMG-20180508-WA0018.jpg](https://steemitimages.com/DQmXm3rW6zraQmA7gFz2VXTDUBnCcgng7Wo7moa9AMKtztp/IMG-20180508-WA0018.jpg)
foto: Aku di sebelah Kak Al sesaat sebelum kelas menulis dengan Mbak @mariska.lubis