![IMG_20170922_002023.jpg](https://steemitimages.com/DQmchCzxzw8Xr668xf66Bt1PYkV7B52G8V49DQ4ChcsaxRE/IMG_20170922_002023.jpg)
[source](https://www.inspirasi.co/multiple/file_14770196180.jpg)
Secara normatif, dipahami bersama bahwa hukum identik dengan keadilan--menegakkan keadilan berarti menegakkan hukum. Adapun undang-undang adalah suatu upaya manusia untuk mengejawantahkan tujuan hukum, yang  adalah identik dengan keadilan itu dalam peraturan tertulis.
![IMG_20170921_235210.jpg](https://steemitimages.com/DQmcYGpff2rRCCbMpYfViJMNgosw4VV2Ti2ZE1B9MoSv8Bu/IMG_20170921_235210.jpg)
[source](https://www.google.co.id/search?client=ms-android-xiaomi&biw=360&bih=315&tbm=isch&sa=1&ei=Se3DWaO2Msb-vAT5g5zwCA&q=hukum+dan+keadilan&oq=hukum+dan+ke&gs_l=mobile-gws-img.1.1.35i39k1l2j0i8i30k1j0i24k1l2.11490.12298.0.13583.8.6.0.0.0.0.242.910.0j3j2.5.0....0...1.1j4.64.mobile-gws-img..6.2.466....248.A7UQ7unJvdM#imgrc=BnNTUNQXxBlELM:)
Adalah jelas, bahwa undang-undang yang baik dan ideal itu tidak dapat diterapkan dan ditaati oleh masyarakat jika tidak ada keadilan didalamnya. Karena tanpa keadilan undang-undang sama saja dengan kaedah sosial yang berisi anjuran belaka yang kadang-kadang hanya merupakan rangkaian kata-kata, janji-janji yang tidak pernah terlaksana.
![IMG_20170922_001515.jpg](https://steemitimages.com/DQmTwr54eZGUuCmiNoRoonXpAP8kGnHD6T6NcYavhmbcrnz/IMG_20170922_001515.jpg)
[source](https://www.google.co.id/search?client=ms-android-xiaomi&biw=360&bih=315&tbm=isch&sa=1&ei=Se3DWaO2Msb-vAT5g5zwCA&q=hukum+dan+keadilan&oq=hukum+dan+ke&gs_l=mobile-gws-img.1.1.35i39k1l2j0i8i30k1j0i24k1l2.11490.12298.0.13583.8.6.0.0.0.0.242.910.0j3j2.5.0....0...1.1j4.64.mobile-gws-img..6.2.466....248.A7UQ7unJvdM#imgrc=rKasC08DPmtwxM:&siv=y)
Namun demikian, untuk mempertahankan "status quo" dari kekuasaan, tidak selamanya undang-undang mampu mencakup ketiga unsur  yang menjadi tujuan dari hukum itu sendiri, yaitu: kepastian, keadilan dan kemanfaatan hukum -- dan biasanya yang sering dikorbankan adalah unsur keadilan dan kegunaan demi tercapainya kepastian hukum.

Mengikuti alur dari pemikiran diatas, maka sebenarnya hukum itu tidak identik dengan keadilan, akan tetapi hukum tersebut digunakan sebagai sarana untuk mencapai keadilan (philoshopy of law), karena jika hukum identik dengan keadilan maka akan terjadi kekacauan dan ketimpangan dalam penegakan hukum.

Hal ini berarti, selama undang-undang tidak mencerminkan keadilan didalamnya, dapat disebut bukan hukum. Sebab keadilan merupakan sifat yang inheren den merupakan ciri khas utama hukum. Itulah sebabnya bahwa negara hukum selalu dibatasi oleh "the rule of law" jadi kekuasaan selalu dibatasi oleh hukum.

Keadilan dan kepastian hukum tidak bisa digabungkan karena tidak bisa berjalan bersama. Sebenarnya apabila kita melihat kedua tujuan hukum tersebut, dia bisa menjadi satu-- seperti rel kereta api yang apabila kita melihatnya di kejauhan atau bahasa lain disebut pandangan semu.
![IMG_20170922_002840.jpg](https://steemitimages.com/DQmTaiFqZv8iy47aKynv25L1CdcL2f2Xvw4mg3memN7M9E2/IMG_20170922_002840.jpg)
[source](https://i0.wp.com/assets.kompasiana.com/statics/files/1404876922715646034.jpg)
Disamping itu, rasa adil atau tidak adil atas suatu undang-undang dari perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor sosial budaya atau keadaban lingkungannya. Sebagai contoh saja bahwa dalam KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) banyak pasal yang sudah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku bagi karena bertentangan dengan hak asasi manusia bahkan meniadakan hak-hak asasi.

Pada akhirnya hukum itu terlepas dari etika dan moral, karena yang akan dicari adalah kebenaran. Maka menjadi penting bahwa dalam penyelesaian perkara hukum akan lebih baik jika ditempuh melalui jalur yudisial, karena kalau menggunakan non yudisial akan terjadi keseimbangan antara para pihak, berbeda dengan jalur hukum tadi yang sudah pasti memunculkan kalah dan menang. 

Persoalan itu penting, jika muncul ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum maka dipastikan proses penegakan hukum mengalami kendala dalam mewujudkan tujuan hukum, walupun tidak bisa diakomodir semuanya dalam suatu keputusan hakim. 

Tulisan ini, memiliki banyak kelemahan semoga para rekan-rekan yang membaca bisa memberikan komentar demi tercerahkan tulisan ini 


Salam,

@yusrizalhasbi